©kapanlagi |
Saya sedang menikmati lagu Mahen yang berjudul "Pura Pura Lupa" sembari mencari lirik lagunya di kolom komentar, sebab saya ingin menikmati lagu sembari ikut bernyanyi pula.
Lalu, saya menemukan sebuah komentar:
“Tolonglah remaja Indonesia. kuat, jangan letoy gara-gara cinta, belajar yang serius, gapai cita-cita. Insya allah jodoh terbaik kelak bakal hadir. amin”
Komentar yang cukup mengganggu bagi orang yang sedang menikmati lagu ini, sebab saya pikir apa salahnya dengan lagu ini?
Kolom komentar di Official Music Video ini sudah diisi 21.000 percakapan sejak 5 bulan yang lalu, sekarang bulan Juli 2020. Sebagian besar menunjukkan kesamaan perasaan terhadap cerita lagu dan merasa sangat menikmati lagu tersebut. Kemudian, kenikmatan komentar-komentar penikmat lagu "Pura Pura Lupa" disenggol dengan komentar remaja ‘jangan letoy’ tadi.
Remaja berani bangkit dari kegagalan
Pasti sulit bagi seorang remaja melupakan kenangan bersama seseorang yang dahulu menjadi pasangannya. Mereka mungkin tahu dan sering didesak untuk bangkit setelah kegagalan membangun cinta, tetapi mengawali hari baru untuk bangkit tidak mudah. Mereka butuh waktu untuk menyesal, marah, menyendiri, dan merenung.
Lirik yang dinyanyikan oleh Mahen mampu memperlihatkan bahwa sebagai remaja bisa menerima bahwa hatinya hancur atas kegagalan dalam lirik “saat kau telah dengan dia semakin hancur hatiku”. Lalu,aku lirik bangkit dengan mengatakan “kau bukanlah untukku- jangan lagi rindu cinta-jangan lagi datang cinta”. Tanpa keegoisan dirinya, ia juga mampu mengatakan “ku tak mau ada yang terluka” sebab tidak menutup kemungkinan ia mengikuti keinginannya untuk tetap membangun cinta bersama seorang yang sudah memiliki pasangan. Memang apa salahnya dengan mengikuti keegoisan jika ia berkata “kau tetap untukku meskipun kau sudah memiliki pasangan”? Aku lirik menjawab pertanyaan ini: kesalahannya adalah akan ada yang terluka “ku tak mau ada yang terluka”
Jika aku lirik dalam lagu tersebut adalah gambaran seorang remaja sebagaimana asumsi komentator 'jangan letoy' tadi, maka yang terjadi pada aku lirik adalah gambaran remaja yang kuat karena mampu bangkit dari kegagalan. Dan yang paling penting, remaja menerima dirinya sendiri dengan tidak membenci masa lalunya, yaitu kegagalan membangun cinta bersama pasangan. Hal tersebut bukan sikap yang mudah untuk dilakukan, sebab kegagalan membangun cinta bukan sebuah aib, apalagi disebut letoy. Lagi pula, kehidupan remaja akan hanya bercitra hitam putih jika hanya diisi dengan kegiatan akademik.
Comments
Post a Comment