©Tirto |
Sering kali terjadi perselisihan antara anak-anak dan orang dewasa, khususnya orangtua. Ntah anak-anak yang terlalu sulit diatur atau orang dewasa yang melupakan masa kanak-kanaknya. Film Doremi and You cukup menampilkan dunia anak-anak untuk mengingatkan orang dewasa tentang karakter masa lalu mereka dan menghibur anak-anak tentang dinamika dunia mereka.
Banyak karakter anak-anak yang ditampilkan oleh lima tokoh utama film; Putri, Anisa, Markus, Imung, dan Reno. Film ini mengajak orang dewasa untuk sementara menjadi anak-anak dan memahami apa yang terjadi pada anak mereka, terlepas dari tuntutan orang tua terhadap prestasi akademik. Dunia anak lebih kaya dari sekedar prestasi akademik semata sebab anak adalah makhluk sosial yang harus mampu survive dalam kehidupan bermasyarakat nantinya.
Tidak dipungkiri, tidak sedikit orang dewasa mengalami permasalahan dalam relasi sosial, seperti masalah dengan teman, orangtua, kakak kelas, bos, tetangga, saudara, dan pasangan. Melihat bagaimana anak-anak menyelesaikan masalah mereka dengan sederhana, bisa menjadi solusi bagi orang dewasa saat ini melalui karakter anak-anak dalam film Doremi and You. Contohnya Putri memiliki karakter kreatif memberikan solusi masalah Markus yang kehilangan uang jaket; Putri berani meminta maaf karena membentak Markus; Putri berani memberi maaf karena Anisa sudah mengecewakannya karena berhenti latihan; Imung berani merelakan handphone baru untuk menolong Markus; Mereka berempat tidak malu belajar pada orang yang lebih pandai; mereka berani memperbaiki kesalahan dan tidak dendam pada masalah lalu; mereka bersahabat tanpa memandang suku, agama dan kelas sosial; mereka tekun berlatih dan tidak menyerah terhadap keadaan saat Reno tidak ingin membimbing mereka; Anisa, Putri, Imung memiliki rasa empati terhadap Markus yang berjuang mencari uang jaket; mereka berempat memiliki tanggung jawab terhadap kehilangan uang jaket; mereka menerima kekalahan dan berhenti kecewa karena kekalahan tersebut.
Kreatif, memberi maaf, meminta
maaf, merelakan barang kesayangan, ingin belajar, tidak dendam, bersahabat, tekun, pantang
menyerah, empati, tanggung jawab adalah karakter sederhana yang dimiliki anak-anak.
Karakter tersebut membawa mereka pada relasi sosial yang damai dan harmonis. Orang
dewasa terkadang lupa dengan karakter masa lalunya, sehingga membuat mereka
mudah berselisih dengan anak-anak atau pun dengan orang dewasa lainnya. Oleh
sebab itu, sebagai orang dewasa bukan berarti berhenti belajar, bukan berarti mudah
berselisih karena perbedaan suku, agama, dan kelas sosial, bukan berarti sulit saling
memaafkan apalagi mudah mendendam. Tidak ada salahnya mencoba menjadi anak-anak
dengan karakter sederhana, yang ntah kenapa menjadi sulit bagi orang dewasa.
#ulasfilmkemdikbud
Comments
Post a Comment